LIMFOSIT B

LIMFOSIT B

Limfosit B jumlahnya mencapai 30% dari keseluruhan limfosit di dalam tubuh. Huruf "B" pada limfosit B berasal dari kata bursa fabrisius yaitu tempat pematangan limfosit B pada unggas. Pada organ bursa fabrisius inilah limfosit B  pertama kali ditemukan. Akan tetapi, beberapa ahli juga menyebutkan bahwa huruf "B" pada limfosit B berasal dari "bone marrow" (sumsum tulang) karena limfosit B dibentuk dan mengalami pematangan dalam sumsum tulang (bone marrow).
Sel B adalah sel limfosit yang memainkan peran penting pada respon imun humoral. Fungsi utama sel B adalah untuk membuat antibodi melawan antigen yang masuk kedalam tubuh. Pada saat sel B teraktivasi oleh antigen, sel B terdiferensiasi menjadi sel plasma yang memproduksi molekul antibodi dari antigen yang terikat pada pencerapnya. Antibodi yang diproduksi berupa imunoglobulin dengan tipe IgG, IgA, IgD, IgE (Jawetz, dkk., 2001)
Sintesis Limfosit B
Sel sel darah dibentuk oleh sebuah jaringan meristem yang disebut sel induk (stem cells) di  dalam sumsum tulang dan matang disana, sedangkan pada unggas limfosit B imatur meninggalkan sum-sum tulang dan matang di bursa Fabricius. Dalam perjalanannya menuju pembuluh darah, sel B melewati jaringan limfoid perifer dimana sel tersebut akan membentuk koloni limfosit dan mengalami replikasi yang menghasilkan sel B lain.
 Limfosit B pembelahan atau diferensiasi menjadisel plasma dan sel limfosit B memori. Sel plasma yang terbentuk bertugas menyekresikan antibodi ke dalam cairan tubuh. Adapun sel limfosit B memori berfungsi menyimpan informasi antigen.
Aktifasi dan Aktifitas Limfosit B
    Sel B memiliki reseptor yang disebut BCDF (B cell Diferentiation Factor) diperlukan untuk berdiferensiasi dan BCGF (B Cell Growt Factor) diperlukan untuk berpoliferasi. Terkadang sel B tidak dapat menjadi sel plasma dikarenakan kekurangan BCGF untuk berpoliferasi sehingga sel yang tidak menjadi sel plasma ini akan menjadi sel B memori dan dapat hidup dalam waktu yang cukup lama. Salah satu kelebihan dari respon imun spesfik karena memiliki sel memori yang dapat mengenali langsung antigen yang pernah menginfeksi tubuh dengan struktur yang sama. Antibodi yang dihasilkan oleh sel plasma tadi akan berperan terhadap infeksi ekstra seluler serta dapat menetralisasikan toxic yang dikeluarkan oleh antigen (Ag) tertentu.
    Aktivitas limfosit B dipicu oleh masuknya antigen atau mikroorganisme ke dalam tubuh dan dihadapi oleh sel makrofag yang selanjutnya akan berperan sebagai antigen presenting cell (APC). Sel itu akan menangkap sejumlah kecil antigen dan diekspresikan ke permukaan sel yang dapat dikenali oleh sel limfosit Th atau T  helper, Sel ini berperan sebagai penghantar imunitas yang dimediasi sel dalam respon imun intraseluler serta meregulasi respon sel B dengan pelepasan sitokin (Uzel 2000).


Penyakit Yang Berhubungan Dengan Limfosit
Limfositopenia
Limfositopenia adalah suatu kelainan yang dimana jumlah sel limfosit rendah. sel limfosit terbagi dalam 2 jenis yaitu limfosit B, limfosit T. Semua jenis sel ini berperan dalam melawan infeksi. Dibandingkan sel B, limnfosit T merupakan sel yang paling sering menurun jumlahnya dalam kasus limfositopenia.

Penyebab
Faktor yang menyebabkan sel limfosit menurun, yaitu:
•    Tubuh tidak memproduksi sel limfosit dalam jumlah yang cukup
•    Tubuh memproduksi dalam jumlah cukup namun sel mudah hancur
•    Terjadi kesalahan organ limpoid primer dan sekunder.

Gejala
Gejala yang ditimbulkan oleh limfositopenia dapat bervariasi dari ringan hingga berat. Limfositopenia ringan umumnya tidak menyebabkan gejala apapun dan biasanya diketahui karena pemeriksaan darah. Penurunan sel limfosit yang berat menyebabkan sistem imun drop. Gejala infeksi yang paling umum adalah demam.

Pengobatan
Pengobatan pada limfositopenia dilakukan berdasarkan penyebabnya dan gejala yang ditimbulkannya. Bila limfositopenia ringan terjadi, umumnya tidak memerlukan pengobatan. Limfositopenia menyebabkan infeksi sehingga dibutuhkan pengobatan untuk melawan infeksi, tergantung penyebab infeksi tersebut. Bila limfositopenia disebabkan karena malnutrisi, peningkatan gizi akan meningkatkan jumlah sel limfosit. Limfositopenia yang disebabkan AIDS, memerlukan pengobatan antivirus kombinasi untuk membantu meningkatkan jumlah limfosit. Donor sumsum tulang dapat dipertimbangkan bila memberikan manfaat bagi limfositopenia yang disebabkan penyakit kongenital.




















DAFTAR PUSTAKA
Anonimus, "Immune System - B Cells".  National Institute of Allergy and Infectious Diseases. Diakses tanggal  30 november 2015.
Hermanto. 2015. Mekanisme Pertahanan Tubuh. Di akses tanggal 30 November 2015, di : https://duniahermanto.wordpress.com
Jawetz, S.B., G. F. Brooks dan S.A. Morse. 2001. Mikrobiologi Kedokteran. Penerbit Salemba. Jakarta.
Sanders. 2010. Sistem imunitas alamiah tubuh non spesifik. Di akses pada tanggal 29 November 2015 di https://sandurezu.wordpress.com
Tambayong, J. 2000.Patofisiologi. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta

Comments

Popular posts from this blog

PROSES PEMBUATAN KECAP contoh BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Dampak Positif dan Negatif Kloning

Pengalaman Kerja Pertama