Penyakit saluran pernafasan


Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
 Penyakit saluran pernafasan

Beberapa penyakit yang ditemukan pada saluran pernafasan adalah sebagai berikut
1.    Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)
Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal, terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.

2.    Alergi
Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen). Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain, mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung. Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah (degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang merupakan gejala khas asma.
a.    Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.
b.    Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit

3.    Infeksi saluran pernapasan
Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh akibat obtruksi bronchi.


B.    Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
Beberapa obat yang dapat mengobati penyakit pada saluran pernapasan adalah:
1.    Terbutalin
Terbutalin merupakan agonis β2 yang sifatnya lebih selektif dan masa kerjanya lebih lama.
•    Indikasi             : Sebagai bronkodilator (Mycek, 2002).
•    Farmakologi 
    Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
•    Dosis
     2-3 dd 2,5 – 5 mg (sulfat), inhalasi 3-4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg, maksimum 16 puff sehari, s.c. 250 mcg, maksimum 4 kali sehari (Tjay, 2002).   
•    Kontra Indikasi 
    Hipersensitivitas terhadap amina simpatomimetik dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping 
    Efek samping dari obat ini jarang ditemukan , karena obat ini bekerja selektif. Namun obat ini lebih sering menyebabkan tachycardia, tremor dan palitasi (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Sediaan        
Brasmatic (Darya Varia), Bintasma (Bintang 7), Forasma (Guardian), dan Terasma (Medikon) (Hardjasaputra, P., 2002).
2.    Ipratropium merupakan golongan obat antagonis kolinergik.
•    Indikasi          
     Berkhasiat bronkodilatasi yang dapat mengurangi hipersekresi di bronchi  (Tjay, 2002).
•    Farmakologi   
    Dengan menghambat kontraksi otot polos pada saluran napas yang diatur oleh vagus dan sekresi mukus (Mycek, 2002).
•    Dosis              
Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg  (Tan,  2002).
•    Kontra Indikasi  
    Hipersensitivitas terhadap zat-zat seperti atropin (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping
    Jarang terjadi dan biasanya berupa mulut kering, mual, nyeri kepala, dan pusing (Tjay,  2002).
•    Sediaan           
    Atropen (Boehringer Ing.) Combivent (Boehringer Ing.)  (Hardjasaputra, P., 2002).
3.    Teofilin
•    Indikasi           
    Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas pada asma kronis (Mycek, 2002).
•    Dosis               
3-4 dd 125-250 mg microfine.
                              Dimana : 1 g teofilin 0 aq = 1,1 g teofilin 1 aq = 1,17 g aminofilin 0 a = 1,23 g aminofilin 1 aq (Tjay, 2002).
•    Kontra Indikasi  
     Hipertiroid dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping 
    Mual dan muntah, pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek kardiovaskuler seperti tachycardia, aritmia, dan hipotensi (Tjay, 2002).
•    Sediaan          
    Asmasolon (Westmont), Bronsolvan (Kalbe), Prinasma (Medikon), Trosal (Dexa)  (Hardjasaputra, P., 2002).
4.    Ketotifen merupakan golongan antihistamin
•    Indikasi          
    Sebagai bronchodilatasi (Tjay,  2002).
                              Sebagai obat profilaktik dalam penanganan asma dan diperlukan waktu beberapa minggu untuk mencapai efeknya yang maksimum. Juga digunakan untuk mengobati penyakit alergi lain seperti rinitis dan konyungtivitis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Farmakologi   
    Menghambat pelepasan mediator dengan cara memblok reseptor histamin dan menstabilkan mastcells (Tan, 2002).
•    Dosis               
    Malam hari 1 mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg (Tan, H.T., 2002).
•    Efek samping
    Berupa rasa kantuk, kadang-kadang mulut kering, dan pusing yang hanya selewat (Tan, 2002).
•    Sediaan          
    Astifen (Kalbe), Pehatifen (Phapros)< Profilas (Dankos), Zaditen (Novartis) (Hardjasaputra, P., 2002).
5.    Salbutamol merupakan golongan agonis β2
•    Indikasi           
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
•    Farmakologi    
    Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
•    Dosis               
    3-4 dd 2-4 mg (sulfat), inhalasi 3-4 ss 2 semprotan dari 100 mcg, pada serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pada serangan hebat i.m. atau s.c. 250-500 mcg yang dapat diulang sesudah 4 jam (Tjay, 2002).
•    Efek samping 
    Efek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala, pusing, mual, dan tremor tangan. Pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor β1 dengan efek kardiovaskuler (Tjay, 2002).
•    Sediaan          
    Salbron (Dankos), Salbuven (Pharos), Suprasma (Dexa), Ventolin (Glaxo), Volmax (Glaxo) (Hardjasaputra, P., 2002).
6.    Kromoglikat merupakan golongan anti alergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
    Mencegah serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis serta konjuntivitas/rhinitis alergia.
•    Farmakologi      
    Menstabilisasi membrane mastcell sehingga menghalangi pelepasan mediator vasoaktif pada waktu terjadi reaksi antigen-antibodi.
•    Farmakokinetik 
    Tidak terjadi dalam usus. Senyawa ini hanya 5-10% mencapai bronchi dn diserap yang segera diekskresikan lewat kemih dan empedu secar utuh. Plasma t/2 nya 1,5-2 jam, tetapi efeknya bertahan 6 jam.
•    Dosis                 
    Inhalasi minimal 4 dd 1 puff (20 mg) menggunakan alat khusus spinhaler. Nasal 4 dd 10 mg serbuk.
•    Efek samping   
    Rangsangan local pada selaput lender tenggorok dan trachea dengan gejala perasaan kering, batuk, kejang bronchi dan serangan asma
•    Sediaan              
Cromolyn sodium, Intal (Aventis), Lomudal/Lomusol (ISFI, 2006)
7.    Adrenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
    Sebagai bronchodilator untuk serangan asma hebat.
•    Farmakologi       
    Dengan efek alfa + beta dapat menghambat terjadinya bronchodilator.
•    Efek samping   
    Efek sentral (gelisah, tremor, nyeri kepala) terhadap jantung (palpitasi, aritmia), pada dosis tinggi timbul hiperglikemia.
•    Dosis                      
    Asma iv 0,3 ml dan larutan 1:1000 yang dapat diulang 2 kali setiap 20 menit.
•    Sediaan              
    Epinefrin, Lidonest (AstraZeneca) (ISFI, 2006)
8.    Efedrin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
Sebagai bronchodilatasi
•    Farmakologi       
    Dengan efek sentral yang lebih kuat dapat berefek bronchodilatasi lebih ringan.
•    Farmakokinetik  
    Baik dalam waktu ¼-1 jam sesudah terjadi bronchodilatasi. Dalam hati sebagian dirombak, ekskresikanya terutama lewat urine secara utuh. Plasma t1/2nya 3-6 jam.
•    Efek samping   
insomnia, tremor, gelisah dan gangguan kemih.
•    Dosis           
    3-6 dd 25-50 mg, anak-anak 2-3 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis, dalam tetes hitung larutan 1%.
•    Sediaan             
    Asmadex (Dexa Medica), Asmasolon (Medifarma), Bronchicum (Aventis). (ISFI, 2006)
9.    Orsiprenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
Sebagai bronchodilatsi
•    Farmakokinetik   : Resorpsi baik setelah 15-20 menit dan bertahan lama sampai 4 jam.
•    Dosis                 
    4 dd 20 mg (sulfat) im atau sc 0,5 mg yang diulang setelah ½ jam, inhalasi 3-4 dd 2 semprotan.
•    Sediaan     
    Isuprel, Aleudrin (ISFI, 2006)
10.    Ketotifen merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
    Profilaksis asmayang bersifat alergi.
•    Farmakologi      
Memblok reseptor histamine.
•    Farmakokinetik  
    Di usus cepat dan baik lebih dari 90% tetapi FPEnya besar 70% hingga BA-nya 27%, terikat pada protein 80%, plasma t1/2nya panjang 8 jam. Ekskresi melalui kemih.
•    Efek samping   
    kantuk, mulut kering, pusing
•    Dosis                
    malam hari 1mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg.
•    Sediaan              
Zaditen (Novartis) (ISFI, 2006)
11.    Oksatomida merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Sebagai pemeliharaan dan pencegah asma alergis, rhinitis dan urticaria.
•    Farmakologi     
    Memblok reseptor histamine, serotonin dan leukotrien juga mentabilisasi mastcells.
•    Efek samping    
Kantuk, bertambahnya nafsu makan.
•    Dosis                  
2 dd 30-60 mg sesudah makan.
•    Sediaan               : Tinset
12.    Beklometason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Sebagai pemeliharaan asma karena daya antiradangnya.
•    Farmakologi       
    Atom flournya digantikan oleh kkor sehingga mempunyai daya larut buruk tetapi dapat langsung diinaktivasi dengan cepat melalui esterase.
•    Efek samping     
Infeksi candida pada mulut
•    Dosis                  
    Trachea 3-4 dd 2 puff dari 50 mcg, intranasal 2-4 dd 1 puff disetiap lubang hidung.
•    Sediaan              
Becotide, Beconase (Glaxo Wellcome)
13.    Flutikason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Pemeliharaan asma
•    Farmakologi      
    Derivat difluor dalam inti steroida pada rantai simpang pada C17 dapat merombak menjadi metabolit inaktif.
•    Efek samping    
menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi
•    Dosis                  
    2 dd 100-500 mcg, maximum 2 mg sehari, anak-anak 4-16 tahun 2 dd 50-100 mcg.
•    Sediaan             
    Flixonase(Glaxo Wellcome) , Flixotide (Glaxo Wellcome), Cutivate (Glaxo Wellcome)
Paper
Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
oleh:
doli Ihsan Siregar
1102101010045















FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014   
A.    Penyakit saluran pernafasan

Beberapa penyakit yang ditemukan pada saluran pernafasan adalah sebagai berikut
1.    Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)
Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal, terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.

2.    Alergi
Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen). Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain, mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung. Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah (degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang merupakan gejala khas asma.
a.    Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.
b.    Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit

3.    Infeksi saluran pernapasan
Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh akibat obtruksi bronchi.


B.    Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
Beberapa obat yang dapat mengobati penyakit pada saluran pernapasan adalah:
1.    Terbutalin
Terbutalin merupakan agonis β2 yang sifatnya lebih selektif dan masa kerjanya lebih lama.
•    Indikasi             : Sebagai bronkodilator (Mycek, 2002).
•    Farmakologi 
    Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
•    Dosis
     2-3 dd 2,5 – 5 mg (sulfat), inhalasi 3-4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg, maksimum 16 puff sehari, s.c. 250 mcg, maksimum 4 kali sehari (Tjay, 2002).   
•    Kontra Indikasi 
    Hipersensitivitas terhadap amina simpatomimetik dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping 
    Efek samping dari obat ini jarang ditemukan , karena obat ini bekerja selektif. Namun obat ini lebih sering menyebabkan tachycardia, tremor dan palitasi (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Sediaan        
Brasmatic (Darya Varia), Bintasma (Bintang 7), Forasma (Guardian), dan Terasma (Medikon) (Hardjasaputra, P., 2002).
2.    Ipratropium merupakan golongan obat antagonis kolinergik.
•    Indikasi          
     Berkhasiat bronkodilatasi yang dapat mengurangi hipersekresi di bronchi  (Tjay, 2002).
•    Farmakologi   
    Dengan menghambat kontraksi otot polos pada saluran napas yang diatur oleh vagus dan sekresi mukus (Mycek, 2002).
•    Dosis              
Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg  (Tan,  2002).
•    Kontra Indikasi  
    Hipersensitivitas terhadap zat-zat seperti atropin (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping
    Jarang terjadi dan biasanya berupa mulut kering, mual, nyeri kepala, dan pusing (Tjay,  2002).
•    Sediaan           
    Atropen (Boehringer Ing.) Combivent (Boehringer Ing.)  (Hardjasaputra, P., 2002).
3.    Teofilin
•    Indikasi           
    Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas pada asma kronis (Mycek, 2002).
•    Dosis               
3-4 dd 125-250 mg microfine.
                              Dimana : 1 g teofilin 0 aq = 1,1 g teofilin 1 aq = 1,17 g aminofilin 0 a = 1,23 g aminofilin 1 aq (Tjay, 2002).
•    Kontra Indikasi  
     Hipertiroid dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Efek samping 
    Mual dan muntah, pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek kardiovaskuler seperti tachycardia, aritmia, dan hipotensi (Tjay, 2002).
•    Sediaan          
    Asmasolon (Westmont), Bronsolvan (Kalbe), Prinasma (Medikon), Trosal (Dexa)  (Hardjasaputra, P., 2002).
4.    Ketotifen merupakan golongan antihistamin
•    Indikasi          
    Sebagai bronchodilatasi (Tjay,  2002).
                              Sebagai obat profilaktik dalam penanganan asma dan diperlukan waktu beberapa minggu untuk mencapai efeknya yang maksimum. Juga digunakan untuk mengobati penyakit alergi lain seperti rinitis dan konyungtivitis (Hardjasaputra, P., 2002).
•    Farmakologi   
    Menghambat pelepasan mediator dengan cara memblok reseptor histamin dan menstabilkan mastcells (Tan, 2002).
•    Dosis               
    Malam hari 1 mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg (Tan, H.T., 2002).
•    Efek samping
    Berupa rasa kantuk, kadang-kadang mulut kering, dan pusing yang hanya selewat (Tan, 2002).
•    Sediaan          
    Astifen (Kalbe), Pehatifen (Phapros)< Profilas (Dankos), Zaditen (Novartis) (Hardjasaputra, P., 2002).
5.    Salbutamol merupakan golongan agonis β2
•    Indikasi           
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
•    Farmakologi    
    Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
•    Dosis               
    3-4 dd 2-4 mg (sulfat), inhalasi 3-4 ss 2 semprotan dari 100 mcg, pada serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pada serangan hebat i.m. atau s.c. 250-500 mcg yang dapat diulang sesudah 4 jam (Tjay, 2002).
•    Efek samping 
    Efek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala, pusing, mual, dan tremor tangan. Pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor β1 dengan efek kardiovaskuler (Tjay, 2002).
•    Sediaan          
    Salbron (Dankos), Salbuven (Pharos), Suprasma (Dexa), Ventolin (Glaxo), Volmax (Glaxo) (Hardjasaputra, P., 2002).
6.    Kromoglikat merupakan golongan anti alergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
    Mencegah serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis serta konjuntivitas/rhinitis alergia.
•    Farmakologi      
    Menstabilisasi membrane mastcell sehingga menghalangi pelepasan mediator vasoaktif pada waktu terjadi reaksi antigen-antibodi.
•    Farmakokinetik 
    Tidak terjadi dalam usus. Senyawa ini hanya 5-10% mencapai bronchi dn diserap yang segera diekskresikan lewat kemih dan empedu secar utuh. Plasma t/2 nya 1,5-2 jam, tetapi efeknya bertahan 6 jam.
•    Dosis                 
    Inhalasi minimal 4 dd 1 puff (20 mg) menggunakan alat khusus spinhaler. Nasal 4 dd 10 mg serbuk.
•    Efek samping   
    Rangsangan local pada selaput lender tenggorok dan trachea dengan gejala perasaan kering, batuk, kejang bronchi dan serangan asma
•    Sediaan              
Cromolyn sodium, Intal (Aventis), Lomudal/Lomusol (ISFI, 2006)
7.    Adrenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
    Sebagai bronchodilator untuk serangan asma hebat.
•    Farmakologi       
    Dengan efek alfa + beta dapat menghambat terjadinya bronchodilator.
•    Efek samping   
    Efek sentral (gelisah, tremor, nyeri kepala) terhadap jantung (palpitasi, aritmia), pada dosis tinggi timbul hiperglikemia.
•    Dosis                      
    Asma iv 0,3 ml dan larutan 1:1000 yang dapat diulang 2 kali setiap 20 menit.
•    Sediaan              
    Epinefrin, Lidonest (AstraZeneca) (ISFI, 2006)
8.    Efedrin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
Sebagai bronchodilatasi
•    Farmakologi       
    Dengan efek sentral yang lebih kuat dapat berefek bronchodilatasi lebih ringan.
•    Farmakokinetik  
    Baik dalam waktu ¼-1 jam sesudah terjadi bronchodilatasi. Dalam hati sebagian dirombak, ekskresikanya terutama lewat urine secara utuh. Plasma t1/2nya 3-6 jam.
•    Efek samping   
insomnia, tremor, gelisah dan gangguan kemih.
•    Dosis           
    3-6 dd 25-50 mg, anak-anak 2-3 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis, dalam tetes hitung larutan 1%.
•    Sediaan             
    Asmadex (Dexa Medica), Asmasolon (Medifarma), Bronchicum (Aventis). (ISFI, 2006)
9.    Orsiprenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
•    Indikasi              
Sebagai bronchodilatsi
•    Farmakokinetik   : Resorpsi baik setelah 15-20 menit dan bertahan lama sampai 4 jam.
•    Dosis                 
    4 dd 20 mg (sulfat) im atau sc 0,5 mg yang diulang setelah ½ jam, inhalasi 3-4 dd 2 semprotan.
•    Sediaan     
    Isuprel, Aleudrin (ISFI, 2006)
10.    Ketotifen merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
    Profilaksis asmayang bersifat alergi.
•    Farmakologi      
Memblok reseptor histamine.
•    Farmakokinetik  
    Di usus cepat dan baik lebih dari 90% tetapi FPEnya besar 70% hingga BA-nya 27%, terikat pada protein 80%, plasma t1/2nya panjang 8 jam. Ekskresi melalui kemih.
•    Efek samping   
    kantuk, mulut kering, pusing
•    Dosis                
    malam hari 1mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg.
•    Sediaan              
Zaditen (Novartis) (ISFI, 2006)
11.    Oksatomida merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Sebagai pemeliharaan dan pencegah asma alergis, rhinitis dan urticaria.
•    Farmakologi     
    Memblok reseptor histamine, serotonin dan leukotrien juga mentabilisasi mastcells.
•    Efek samping    
Kantuk, bertambahnya nafsu makan.
•    Dosis                  
2 dd 30-60 mg sesudah makan.
•    Sediaan               : Tinset
12.    Beklometason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Sebagai pemeliharaan asma karena daya antiradangnya.
•    Farmakologi       
    Atom flournya digantikan oleh kkor sehingga mempunyai daya larut buruk tetapi dapat langsung diinaktivasi dengan cepat melalui esterase.
•    Efek samping     
Infeksi candida pada mulut
•    Dosis                  
    Trachea 3-4 dd 2 puff dari 50 mcg, intranasal 2-4 dd 1 puff disetiap lubang hidung.
•    Sediaan              
Becotide, Beconase (Glaxo Wellcome)
13.    Flutikason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
•    Indikasi               
Pemeliharaan asma
•    Farmakologi      
    Derivat difluor dalam inti steroida pada rantai simpang pada C17 dapat merombak menjadi metabolit inaktif.
•    Efek samping    
menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi
•    Dosis                  
    2 dd 100-500 mcg, maximum 2 mg sehari, anak-anak 4-16 tahun 2 dd 50-100 mcg.
•    Sediaan             
    Flixonase(Glaxo Wellcome) , Flixotide (Glaxo Wellcome), Cutivate (Glaxo Wellcome)

Comments

  1. Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com

    Keunggulan dari smsqq adalah
    *Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
    *Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
    *Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
    *Bonus Setiap Hari Dibagikan
    *Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
    *Bonus referral 10% + 10%
    *Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
    *Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )

    Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66

    Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

PROSES PEMBUATAN KECAP contoh BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Dampak Positif dan Negatif Kloning

Pengalaman Kerja Pertama