Penyakit saluran pernafasan
Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
Penyakit saluran pernafasan
Beberapa penyakit yang ditemukan pada saluran pernafasan adalah sebagai berikut
1. Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)
Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal, terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.
2. Alergi
Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen). Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain, mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung. Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah (degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang merupakan gejala khas asma.
a. Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.
b. Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit
3. Infeksi saluran pernapasan
Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh akibat obtruksi bronchi.
B. Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
Beberapa obat yang dapat mengobati penyakit pada saluran pernapasan adalah:
1. Terbutalin
Terbutalin merupakan agonis β2 yang sifatnya lebih selektif dan masa kerjanya lebih lama.
• Indikasi : Sebagai bronkodilator (Mycek, 2002).
• Farmakologi
Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
• Dosis
2-3 dd 2,5 – 5 mg (sulfat), inhalasi 3-4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg, maksimum 16 puff sehari, s.c. 250 mcg, maksimum 4 kali sehari (Tjay, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap amina simpatomimetik dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Efek samping dari obat ini jarang ditemukan , karena obat ini bekerja selektif. Namun obat ini lebih sering menyebabkan tachycardia, tremor dan palitasi (Hardjasaputra, P., 2002).
• Sediaan
Brasmatic (Darya Varia), Bintasma (Bintang 7), Forasma (Guardian), dan Terasma (Medikon) (Hardjasaputra, P., 2002).
2. Ipratropium merupakan golongan obat antagonis kolinergik.
• Indikasi
Berkhasiat bronkodilatasi yang dapat mengurangi hipersekresi di bronchi (Tjay, 2002).
• Farmakologi
Dengan menghambat kontraksi otot polos pada saluran napas yang diatur oleh vagus dan sekresi mukus (Mycek, 2002).
• Dosis
Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg (Tan, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap zat-zat seperti atropin (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Jarang terjadi dan biasanya berupa mulut kering, mual, nyeri kepala, dan pusing (Tjay, 2002).
• Sediaan
Atropen (Boehringer Ing.) Combivent (Boehringer Ing.) (Hardjasaputra, P., 2002).
3. Teofilin
• Indikasi
Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas pada asma kronis (Mycek, 2002).
• Dosis
3-4 dd 125-250 mg microfine.
Dimana : 1 g teofilin 0 aq = 1,1 g teofilin 1 aq = 1,17 g aminofilin 0 a = 1,23 g aminofilin 1 aq (Tjay, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipertiroid dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Mual dan muntah, pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek kardiovaskuler seperti tachycardia, aritmia, dan hipotensi (Tjay, 2002).
• Sediaan
Asmasolon (Westmont), Bronsolvan (Kalbe), Prinasma (Medikon), Trosal (Dexa) (Hardjasaputra, P., 2002).
4. Ketotifen merupakan golongan antihistamin
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
Sebagai obat profilaktik dalam penanganan asma dan diperlukan waktu beberapa minggu untuk mencapai efeknya yang maksimum. Juga digunakan untuk mengobati penyakit alergi lain seperti rinitis dan konyungtivitis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Farmakologi
Menghambat pelepasan mediator dengan cara memblok reseptor histamin dan menstabilkan mastcells (Tan, 2002).
• Dosis
Malam hari 1 mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg (Tan, H.T., 2002).
• Efek samping
Berupa rasa kantuk, kadang-kadang mulut kering, dan pusing yang hanya selewat (Tan, 2002).
• Sediaan
Astifen (Kalbe), Pehatifen (Phapros)< Profilas (Dankos), Zaditen (Novartis) (Hardjasaputra, P., 2002).
5. Salbutamol merupakan golongan agonis β2
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
• Farmakologi
Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
• Dosis
3-4 dd 2-4 mg (sulfat), inhalasi 3-4 ss 2 semprotan dari 100 mcg, pada serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pada serangan hebat i.m. atau s.c. 250-500 mcg yang dapat diulang sesudah 4 jam (Tjay, 2002).
• Efek samping
Efek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala, pusing, mual, dan tremor tangan. Pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor β1 dengan efek kardiovaskuler (Tjay, 2002).
• Sediaan
Salbron (Dankos), Salbuven (Pharos), Suprasma (Dexa), Ventolin (Glaxo), Volmax (Glaxo) (Hardjasaputra, P., 2002).
6. Kromoglikat merupakan golongan anti alergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Mencegah serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis serta konjuntivitas/rhinitis alergia.
• Farmakologi
Menstabilisasi membrane mastcell sehingga menghalangi pelepasan mediator vasoaktif pada waktu terjadi reaksi antigen-antibodi.
• Farmakokinetik
Tidak terjadi dalam usus. Senyawa ini hanya 5-10% mencapai bronchi dn diserap yang segera diekskresikan lewat kemih dan empedu secar utuh. Plasma t/2 nya 1,5-2 jam, tetapi efeknya bertahan 6 jam.
• Dosis
Inhalasi minimal 4 dd 1 puff (20 mg) menggunakan alat khusus spinhaler. Nasal 4 dd 10 mg serbuk.
• Efek samping
Rangsangan local pada selaput lender tenggorok dan trachea dengan gejala perasaan kering, batuk, kejang bronchi dan serangan asma
• Sediaan
Cromolyn sodium, Intal (Aventis), Lomudal/Lomusol (ISFI, 2006)
7. Adrenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilator untuk serangan asma hebat.
• Farmakologi
Dengan efek alfa + beta dapat menghambat terjadinya bronchodilator.
• Efek samping
Efek sentral (gelisah, tremor, nyeri kepala) terhadap jantung (palpitasi, aritmia), pada dosis tinggi timbul hiperglikemia.
• Dosis
Asma iv 0,3 ml dan larutan 1:1000 yang dapat diulang 2 kali setiap 20 menit.
• Sediaan
Epinefrin, Lidonest (AstraZeneca) (ISFI, 2006)
8. Efedrin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi
• Farmakologi
Dengan efek sentral yang lebih kuat dapat berefek bronchodilatasi lebih ringan.
• Farmakokinetik
Baik dalam waktu ¼-1 jam sesudah terjadi bronchodilatasi. Dalam hati sebagian dirombak, ekskresikanya terutama lewat urine secara utuh. Plasma t1/2nya 3-6 jam.
• Efek samping
insomnia, tremor, gelisah dan gangguan kemih.
• Dosis
3-6 dd 25-50 mg, anak-anak 2-3 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis, dalam tetes hitung larutan 1%.
• Sediaan
Asmadex (Dexa Medica), Asmasolon (Medifarma), Bronchicum (Aventis). (ISFI, 2006)
9. Orsiprenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilatsi
• Farmakokinetik : Resorpsi baik setelah 15-20 menit dan bertahan lama sampai 4 jam.
• Dosis
4 dd 20 mg (sulfat) im atau sc 0,5 mg yang diulang setelah ½ jam, inhalasi 3-4 dd 2 semprotan.
• Sediaan
Isuprel, Aleudrin (ISFI, 2006)
10. Ketotifen merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
• Indikasi
Profilaksis asmayang bersifat alergi.
• Farmakologi
Memblok reseptor histamine.
• Farmakokinetik
Di usus cepat dan baik lebih dari 90% tetapi FPEnya besar 70% hingga BA-nya 27%, terikat pada protein 80%, plasma t1/2nya panjang 8 jam. Ekskresi melalui kemih.
• Efek samping
kantuk, mulut kering, pusing
• Dosis
malam hari 1mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg.
• Sediaan
Zaditen (Novartis) (ISFI, 2006)
11. Oksatomida merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai pemeliharaan dan pencegah asma alergis, rhinitis dan urticaria.
• Farmakologi
Memblok reseptor histamine, serotonin dan leukotrien juga mentabilisasi mastcells.
• Efek samping
Kantuk, bertambahnya nafsu makan.
• Dosis
2 dd 30-60 mg sesudah makan.
• Sediaan : Tinset
12. Beklometason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai pemeliharaan asma karena daya antiradangnya.
• Farmakologi
Atom flournya digantikan oleh kkor sehingga mempunyai daya larut buruk tetapi dapat langsung diinaktivasi dengan cepat melalui esterase.
• Efek samping
Infeksi candida pada mulut
• Dosis
Trachea 3-4 dd 2 puff dari 50 mcg, intranasal 2-4 dd 1 puff disetiap lubang hidung.
• Sediaan
Becotide, Beconase (Glaxo Wellcome)
13. Flutikason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
• Indikasi
Pemeliharaan asma
• Farmakologi
Derivat difluor dalam inti steroida pada rantai simpang pada C17 dapat merombak menjadi metabolit inaktif.
• Efek samping
menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi
• Dosis
2 dd 100-500 mcg, maximum 2 mg sehari, anak-anak 4-16 tahun 2 dd 50-100 mcg.
• Sediaan
Flixonase(Glaxo Wellcome) , Flixotide (Glaxo Wellcome), Cutivate (Glaxo Wellcome)
Paper
Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
oleh:
doli Ihsan Siregar
1102101010045
FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2014
A. Penyakit saluran pernafasan
Beberapa penyakit yang ditemukan pada saluran pernafasan adalah sebagai berikut
1. Hiperreaksitivitas bronchi (HRB)
Pada semua penderita asma dan COPD terdapat hiperreakstivitas bronchi. HRB adalah meningkatnya kepekaan bronchi dibandingkan saluran napas normal, terhadapkan zat-zat merangsang tak spesifik yang dihirup dari udara. Pada sebagian penderita asma juga terdapat kepekaan berlebihan bagi stimuli spesifik yang pada orang sehat tidak memberikan reaksi pada saluran pernapasannya. HRB aspesifik selalu timbul bersamaan reaksi peradangan di saluran pernapasan.
2. Alergi
Pada sebagian pasien asma, disamping HRB aspesifik juga terdapat alergi untuk membentuk antibody terhadap allergen tertentu yang memasuki tubuh (antigen). Antibodies ini dari tipe IgE (immunoglobulin type E), juga disebut regain, mengikat dari pada mastcells antara lain disaluran pernapasan, mata dan hidung. Jika jumllah IgE sudah cukup besar maka pada waktu allergen yang sama masuk lagi ke dalam tubuh terjadilah penggabungan antigen-antibodi. Mattcells pecah (degranulasi) den segera melepaskan mediatornya. Akibatnya sering kali bronchokontriksi dengan pengembangan mukosa dan hipersekresi dahak, yang merupakan gejala khas asma.
a. Alergen inhalasi; yang masuk ke tubuh lewat pernapasan.
b. Alergen oral dan lokali; yang memasuki tubuh melalui mulut atau kulit
3. Infeksi saluran pernapasan
Dapat menyebabkan gejala radang dengan perubahan di selaput lender, yang pada pasien asma dan COPD memperkuat HRB dan bronchokontriksi serta mempermudah penetrasi allergen sehingga terjadi infeksi yang sering kambuh akibat obtruksi bronchi.
B. Obat obat pada penyakit saluran pernapasan
Beberapa obat yang dapat mengobati penyakit pada saluran pernapasan adalah:
1. Terbutalin
Terbutalin merupakan agonis β2 yang sifatnya lebih selektif dan masa kerjanya lebih lama.
• Indikasi : Sebagai bronkodilator (Mycek, 2002).
• Farmakologi
Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
• Dosis
2-3 dd 2,5 – 5 mg (sulfat), inhalasi 3-4 dd 1-2 semprotan dari 250 mcg, maksimum 16 puff sehari, s.c. 250 mcg, maksimum 4 kali sehari (Tjay, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap amina simpatomimetik dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Efek samping dari obat ini jarang ditemukan , karena obat ini bekerja selektif. Namun obat ini lebih sering menyebabkan tachycardia, tremor dan palitasi (Hardjasaputra, P., 2002).
• Sediaan
Brasmatic (Darya Varia), Bintasma (Bintang 7), Forasma (Guardian), dan Terasma (Medikon) (Hardjasaputra, P., 2002).
2. Ipratropium merupakan golongan obat antagonis kolinergik.
• Indikasi
Berkhasiat bronkodilatasi yang dapat mengurangi hipersekresi di bronchi (Tjay, 2002).
• Farmakologi
Dengan menghambat kontraksi otot polos pada saluran napas yang diatur oleh vagus dan sekresi mukus (Mycek, 2002).
• Dosis
Inhalasi 3-4 dd 2 semprotan dari 20 mcg (Tan, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipersensitivitas terhadap zat-zat seperti atropin (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Jarang terjadi dan biasanya berupa mulut kering, mual, nyeri kepala, dan pusing (Tjay, 2002).
• Sediaan
Atropen (Boehringer Ing.) Combivent (Boehringer Ing.) (Hardjasaputra, P., 2002).
3. Teofilin
• Indikasi
Suatu bronkodilator yang membebaskan obstruksi saluran napas pada asma kronis (Mycek, 2002).
• Dosis
3-4 dd 125-250 mg microfine.
Dimana : 1 g teofilin 0 aq = 1,1 g teofilin 1 aq = 1,17 g aminofilin 0 a = 1,23 g aminofilin 1 aq (Tjay, 2002).
• Kontra Indikasi
Hipertiroid dan tirotoksikosis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Efek samping
Mual dan muntah, pada overdose terjadi efek sentral (gelisah, sukar tidur, tremor, dan konvulsi) serta gangguan pernapasan, juga efek kardiovaskuler seperti tachycardia, aritmia, dan hipotensi (Tjay, 2002).
• Sediaan
Asmasolon (Westmont), Bronsolvan (Kalbe), Prinasma (Medikon), Trosal (Dexa) (Hardjasaputra, P., 2002).
4. Ketotifen merupakan golongan antihistamin
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
Sebagai obat profilaktik dalam penanganan asma dan diperlukan waktu beberapa minggu untuk mencapai efeknya yang maksimum. Juga digunakan untuk mengobati penyakit alergi lain seperti rinitis dan konyungtivitis (Hardjasaputra, P., 2002).
• Farmakologi
Menghambat pelepasan mediator dengan cara memblok reseptor histamin dan menstabilkan mastcells (Tan, 2002).
• Dosis
Malam hari 1 mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg (Tan, H.T., 2002).
• Efek samping
Berupa rasa kantuk, kadang-kadang mulut kering, dan pusing yang hanya selewat (Tan, 2002).
• Sediaan
Astifen (Kalbe), Pehatifen (Phapros)< Profilas (Dankos), Zaditen (Novartis) (Hardjasaputra, P., 2002).
5. Salbutamol merupakan golongan agonis β2
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi (Tjay, 2002).
• Farmakologi
Menstimulasi reseptor β2 di trachea dan bronchi yang menyebabkan aktivasi dari adenilsiklase. Dimana enzim ini memperkuat pengubahan adenosintrifosfat (ATP) menjadi cyclic-adenosinemonophosphat (cAMP) dengan pembebasan energi yang digunakan untuk proses-proses dalam sel. Dengan meningkatnya kadar cAMP dalam sel, maka akan dihasilkan beberapa efek melalui enzim fosfokinase antara lain bronchodilatasi dan penghambatan pelepasan mediator oleh mastcells (Tjay, 2002).
• Dosis
3-4 dd 2-4 mg (sulfat), inhalasi 3-4 ss 2 semprotan dari 100 mcg, pada serangan akut 2 puff yang dapat diulang setelah 15 menit. Pada serangan hebat i.m. atau s.c. 250-500 mcg yang dapat diulang sesudah 4 jam (Tjay, 2002).
• Efek samping
Efek sampingnya jarang terjadi dan biasanya berupa nyeri kepala, pusing, mual, dan tremor tangan. Pada overdose dapat terjadi stimulasi reseptor β1 dengan efek kardiovaskuler (Tjay, 2002).
• Sediaan
Salbron (Dankos), Salbuven (Pharos), Suprasma (Dexa), Ventolin (Glaxo), Volmax (Glaxo) (Hardjasaputra, P., 2002).
6. Kromoglikat merupakan golongan anti alergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Mencegah serangan asma dan bronchitis yang bersifat alergis serta konjuntivitas/rhinitis alergia.
• Farmakologi
Menstabilisasi membrane mastcell sehingga menghalangi pelepasan mediator vasoaktif pada waktu terjadi reaksi antigen-antibodi.
• Farmakokinetik
Tidak terjadi dalam usus. Senyawa ini hanya 5-10% mencapai bronchi dn diserap yang segera diekskresikan lewat kemih dan empedu secar utuh. Plasma t/2 nya 1,5-2 jam, tetapi efeknya bertahan 6 jam.
• Dosis
Inhalasi minimal 4 dd 1 puff (20 mg) menggunakan alat khusus spinhaler. Nasal 4 dd 10 mg serbuk.
• Efek samping
Rangsangan local pada selaput lender tenggorok dan trachea dengan gejala perasaan kering, batuk, kejang bronchi dan serangan asma
• Sediaan
Cromolyn sodium, Intal (Aventis), Lomudal/Lomusol (ISFI, 2006)
7. Adrenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilator untuk serangan asma hebat.
• Farmakologi
Dengan efek alfa + beta dapat menghambat terjadinya bronchodilator.
• Efek samping
Efek sentral (gelisah, tremor, nyeri kepala) terhadap jantung (palpitasi, aritmia), pada dosis tinggi timbul hiperglikemia.
• Dosis
Asma iv 0,3 ml dan larutan 1:1000 yang dapat diulang 2 kali setiap 20 menit.
• Sediaan
Epinefrin, Lidonest (AstraZeneca) (ISFI, 2006)
8. Efedrin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilatasi
• Farmakologi
Dengan efek sentral yang lebih kuat dapat berefek bronchodilatasi lebih ringan.
• Farmakokinetik
Baik dalam waktu ¼-1 jam sesudah terjadi bronchodilatasi. Dalam hati sebagian dirombak, ekskresikanya terutama lewat urine secara utuh. Plasma t1/2nya 3-6 jam.
• Efek samping
insomnia, tremor, gelisah dan gangguan kemih.
• Dosis
3-6 dd 25-50 mg, anak-anak 2-3 mg/kg/hari dalam 4-6 dosis, dalam tetes hitung larutan 1%.
• Sediaan
Asmadex (Dexa Medica), Asmasolon (Medifarma), Bronchicum (Aventis). (ISFI, 2006)
9. Orsiprenalin merupakan golongan β adrenergika (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai bronchodilatsi
• Farmakokinetik : Resorpsi baik setelah 15-20 menit dan bertahan lama sampai 4 jam.
• Dosis
4 dd 20 mg (sulfat) im atau sc 0,5 mg yang diulang setelah ½ jam, inhalasi 3-4 dd 2 semprotan.
• Sediaan
Isuprel, Aleudrin (ISFI, 2006)
10. Ketotifen merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
• Indikasi
Profilaksis asmayang bersifat alergi.
• Farmakologi
Memblok reseptor histamine.
• Farmakokinetik
Di usus cepat dan baik lebih dari 90% tetapi FPEnya besar 70% hingga BA-nya 27%, terikat pada protein 80%, plasma t1/2nya panjang 8 jam. Ekskresi melalui kemih.
• Efek samping
kantuk, mulut kering, pusing
• Dosis
malam hari 1mg selama 1 minggu, lalu 2 dd 1-2 mg.
• Sediaan
Zaditen (Novartis) (ISFI, 2006)
11. Oksatomida merupakan golongan antihistamin (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai pemeliharaan dan pencegah asma alergis, rhinitis dan urticaria.
• Farmakologi
Memblok reseptor histamine, serotonin dan leukotrien juga mentabilisasi mastcells.
• Efek samping
Kantuk, bertambahnya nafsu makan.
• Dosis
2 dd 30-60 mg sesudah makan.
• Sediaan : Tinset
12. Beklometason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
• Indikasi
Sebagai pemeliharaan asma karena daya antiradangnya.
• Farmakologi
Atom flournya digantikan oleh kkor sehingga mempunyai daya larut buruk tetapi dapat langsung diinaktivasi dengan cepat melalui esterase.
• Efek samping
Infeksi candida pada mulut
• Dosis
Trachea 3-4 dd 2 puff dari 50 mcg, intranasal 2-4 dd 1 puff disetiap lubang hidung.
• Sediaan
Becotide, Beconase (Glaxo Wellcome)
13. Flutikason merupakan golongan kortikosteroid (Tjay, 2002)
• Indikasi
Pemeliharaan asma
• Farmakologi
Derivat difluor dalam inti steroida pada rantai simpang pada C17 dapat merombak menjadi metabolit inaktif.
• Efek samping
menimbulkan efek sistemik pada dosis tinggi
• Dosis
2 dd 100-500 mcg, maximum 2 mg sehari, anak-anak 4-16 tahun 2 dd 50-100 mcg.
• Sediaan
Flixonase(Glaxo Wellcome) , Flixotide (Glaxo Wellcome), Cutivate (Glaxo Wellcome)
Dapatkan Penghasilan Tambahan Dengan Bermain Poker Online di www,SmsQQ,com
ReplyDeleteKeunggulan dari smsqq adalah
*Permainan 100% Fair Player vs Player - Terbukti!!!
*Proses Depo dan WD hanya 1-3 Menit Jika Bank Tidak Gangguan
*Minimal Deposit Hanya Rp 10.000
*Bonus Setiap Hari Dibagikan
*Bonus Turn Over 0,3% + 0,2%
*Bonus referral 10% + 10%
*Dilayani Customer Service yang Ramah dan Sopan 24 Jam NONSTOP
*Berkerja sama dengan 4 bank lokal antara lain : ( BCA-MANDIRI-BNI-BRI )
Jenis Permainan yang Disediakan ada 8 jenis :
Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar 66
Untuk Info Lebih Lanjut Dapat menghubungi Kami Di :
BBM: 2AD05265
WA: +855968010699
Skype: smsqqcom@gmail.com