Anti Helmin Yang Dapat Membunuh LarvaAnti Helmin Yang Dapat Membunuh Larva

Paper
Anti Helmin Yang Dapat Membunuh Larva
Oleh :
Nama : Borgo Mauly Nasution
NIM : 1102101010079







FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN
UNIVERSITAS SYIAH KUALA
DARUSSALAM, BANDA ACEH
2013
  

A.    Anti Helmin
Antelmintik adalah obat yang digunakan untuk membasmi (mengeradikasi) atau mengurangi jumlah parasit-parasit cacing (helminth) dalam saluran atau jaringan intestinal dalam tubuh.Sebagian besar antelmintik yang digunakan saat ini aktif terhadap parasit-parasit tertentu dan sebagian bersifat toksik.Oleh karenanya, parasit harus terlebih dahulu diidentifikasi sebelum pengobatan dimulai, umumnya dengan jalan menemukan parasit, telur, atau larva dalam kotoran, urine, darah, air liur, atau jaringan-jaringan tubuh inang (pasien).(Katzung, 2004).


Ada beberapa jenis anti helmin yang di indikasikan untuk membunuh larva cacing, di antaranya adalah :

1.      Mebendazole

       Mebendazole merupakan benzimidazole sintetis yang memiliki aktifitas antelmintik brspektrum luas dan mempunyai tingkat kemunculan efek yang tidak diinginkan yang rendah.(Katzung, 2004).

·   Kerja Antelmintik Mebendazole

            Mebendazole menghalangi sintesis-mikrotubulus dalam nematoda, dan dengan demikian menghentikan ambilan glukosa secara irreversible.Parasit-parasit intestinal dilumpuhkan atau mati perlahan-lahan, dan pembersihannya dari saluran gastrointestinal belum dapat terpenuhi hingga beberapa hari setelah pengobatan.Kemanjuran obat berbeda-beda, tergantung masa transit gastrointestinal, intensitas infeksi, dikunyah/tidaknya obat, dan kemungkinan juga dengan rantai  
dan kemungkinan juga dengan rantai parasit.Mebendazole membasmi cacing tambang, ascaris, dan telur-telur trichuris.Pada manusia, mebendazole cenderung tidak giat.Tidak ditemukan bukti adanya teratogenesitas atau karsinogenisitas.Sekalipun demikian, pada tikus-tikus hamil telah dijumpai aktivitas embriotoksik dan teratogenik pada dosis oral tunggal serendah 10 mg/kg. (Katzung, 2004)

  • ·      Penggunaan Klinis
Di Amerika Serikat, penggunaan mebendazole telah diakui untuk penanganan ascariasis, trichuriasis,serta infeksi cacing tambang dan pinworm. Kegunaan lain obat ini masih diselidiki. Obat ini dapat dikonsumsi sebelum dan sesudah makan; tablet harus dikunyah sebelum ditelan.Tidak diperlukan pembersihan sebelum ataupun sesudah pengobatan.Angka kesembuhan menurun pada pasien pengidap hipermotilitas gastrointestinal.Untuk penanganan trichinosis dan dracontiasis, obat harus dikonsumsi dengan makanan berlemak untuk meningkatkan absorbsi. (Katzung, 2004)
-       Pinworm
Berikan 10 mg sekaligus dan ulangi dosis dalam 2-4 minggu. Dosis yang diberikan pada hewan dewasa sama dengan hewan muda. Angka kesembuhan berkisar antara 90-100%. (Katzung, 2004)
-          B.  Ascaris lumbricoides, Trichura trichiura, Cacing tambang, dan Trichostrongylus
Satu dosis 100 mg dua kali sehari selama tiga hari diberikan bagi hewan dewasa dan hewan muda.Pengobatan dapat diulang dalam 2-3minggu.Angka kesembuhan untuk ascaris dantrichuriasis adalah 90-100%.Sekalipun angka kesembuhan dari  
     kedua spesies cacing tambang lebih rendah (70-95%), namun terdapat penurunan drastis pada muatan cacing pada mereka yang tidak sembuh.Mebendazole secara khusus bermanfaat untuk infeksi gabungan yang ditimbulkan oleh ketiga parasit tersebut. (Katzung, 2004)

1.Pirantel Pamoate

           Pirantel Pamoate merupakan anthelmentik berspektrum luas yang sangat efektif untuk penanganan infeksi-infeksi pinworm dan ascaris.Obat ini cukup efektif terhadap kedua spesies cacing tambang, namun tidak seberapa untuk N. Americanus obat ini tidak efektif dalam trichuriasis ataustrongyloidiasis.Oxantel pamoate, suatu analog dari pirantel, telah berhasil digunakan dalam pengobatan trichuriasis, kedua obat tersebut telah dikombinasikan atas dasar aktivitas antelmentik mereka yang berspektrum luas.(Katzung, 2004).          

  •  Kerja Antelmentik dan Efek-Efek Farmakologis
   Pirantel efektif terhadap wujud dewasa ataupun imatur dari helminth yang rentan dalam saluran intestinalObat ini merupakan agen penyekat neuromuscular yang sifatnya mendepolarisasi, sehingga menimbulkan rilis acetylcholine dan penghambatan cholinesterase, hal ini menyebabkan stimulasi reseptor-reseptor ganglionik dan pelumpuhan cacing-cacing yang diikuti dengan pembuangan dari saluran intestinal manusia. (Katzung, 2004) 

  •    Penggunaan Klinis
Dosis standar adalah 11 mg (base)/kg (maksimum 1 g), diberikan dengan atau tanpa makanan.

-    mEnterobius vermicularis
Pirantel diberikan sebagai dosis tunggal dan diulang dalam 2 dan 4 minggu. (Katzung, 2004)
-    Ascaris lumbricoides
Pirantel diberikan sebagai dosis tunggal.Pengobatan harus dilanjutkan apabila masih dijumpai telur-telur dua minggu sesudahnya. (Katzung, 2004)

Anti Helmin Spesifik

1.   Thiabendazole (spesifik nematoda)

              Thiabendazole merupakan obat alternatif untuk pengobatan strongyloidiasis dan cutaneous larva migrans.Boleh juga dicoba untuk trichinosis dan visceral larva migrans apabila tidak tersedia obat yang efektif.Obat ini tidak seharusnya digunakan untuk mengobati infeksi-infeksi pinworm, ascaris, trichuris, atau cacing tambang, kecuali apabila tidak tersedia obat pilihan yang lebih aman. (Katzung, 2004)

  • Kerja antelmintik dan efek-efek farmakologis
Sifat antiperadangan thiabendazole bisa jadi penting menyangkut kemampuannya menyembuhkan gejala-gejala dalam beberapa penyakit parasit, khususnya dracontiasis.Obat ini juga memiliki efek-efek imunomodulasi yang menunjukkan pada fungsi sel T – tampaknya, thiabendazole merupakan agen imunorestoratif yang menunjukkan imunopotensiasi maksimum pada individu yang tersupresi imunnya.Thiabendazole juga mempunyai kerja skabisid, antijamur ringan, dan antipiretik.Obat ini tampaknya bebas efek-efek karsinogenik dan mutagenik.Kerja 
vermisid thiabendazole kemungkinan merupakan hasil pengaruh terhadap agregasi mikrotubulus yang bekerja melalui penghambatan enzim fumarate reductase.Obat ini mempunyai efek-efek ovisid terhadap beberapa parasit.(Katzung, 2004).
·         Penggunaan klinis
Dosis standar 25 mg/kg (maksimum 1,5 g) dua kali sehari harus diberikan sesudah makan. Jika digunakan formulasi tablet, maka harus dikunyah baik-baik. (Katzung, 2004)

1.       Tribendimidine ( L-type Levamisole dan Pirantel) (spesifik nematode)

               Tribendimidini merupakan obat antelmintik baru yang adalah L-type (levamisole dan Pirantel) dimana bekerja pada reseptor agonis asetilkolin nikotinik.Dalam penelitian dinyatakan bahwa tribendimidine aman dan memiliki aktivitas klinik yang baik terhadap Ascaris dan hookworm. Tribendimidine tidak dapat digunakan sebagai antelmintik dimana pasien telah resisten terhadap levamisol atau pirantel dengan mekanisme aksi yang sama. Namun, pribendimidine dapat produktif untuk digunakan dimana pasien resisten terhadap benzimidazole. Tribendimidine dapat dikombinasi dengan antelmintik yang lain (Yan, 2009)
2.      Niclosamide (spesifik Cestoda)
            Nichlosamide adalah anti helminyang digunakan untuk taeneasis.Obat ini juga bertindak sebagai alternatif prazikuantel.Penghambatan sintesis ATP oksidatif dan ambilan glukosa.Selain  itu, dihasilkan sensibilisasi terhadap protease usus.
·                  Kerja Antelmintik Niclosamide
 
Efek sangat baik terhadap cacing pita, dan terhadap larvanya. Jadi, pada serangan dengan Taenia solium  sekitar  1-2 jam setelah diberikan Niclosamide perlu diberikan suatu laksansia untuk mencegah timbulnya sistiserkosis. Niclosamide bekerjadengan membunuh cestoda secara langsung.Adult worms (but not ova) dibunuh secara terus menerus, ditekan karena adanya aktifitas oxidative phosphorylation ataustimulasi dari ATPase activity.Cacing yang terbunuh akan berlanjut ke feses atau dihancurkan di gastrointestinal, pada mulloscicide dengan mengikat dan menghancurkanDNA.
1.   Dichlorophen  (spesifik Cestoda)
               sering digunakan pada daerah USA dan Inggris. Efektif membunuh cestoda pada hewan ataupun manusia.Dichlorophen efektif membersihkan jumlah besar Taenia saginata beserta larvanya.
·         Penggunaan klinis
Dichlorophen diberikan secara oral tanpa diharuskan puasa. Dosis yang diberikan2-3g setiap 8 jam (pada anakan), 6g pada hewan dewasa .



Comments

Popular posts from this blog

PROSES PEMBUATAN KECAP contoh BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Dampak Positif dan Negatif Kloning

Pengalaman Kerja Pertama