Necator Amerikanus
Necator americanus (Penyakit
Parasitik )
SEJARAH
Necator americanus banyak ditemukan
di Amerika, Sub-Sahara Afrika, Asia Tenggara, Tiongkok, dan Indonesia. Sekitar
seperempat penduduk dunia terinfeksi oleh cacing tambang. Infeksi paling sering
ditemukan di daerah yang hangat dan lembab, dengan tingkat kebersihan yang
buruk. bentuk infektif dari cacing tersebut adalah bentuk filariform. Setelah
cacing tersebut menetas dari telurnya, munculah larva rhabditiform yang
kemudian akan berkembang menjadi larva filariform.
Taksonomi
dari cacing tambang
Phylum : Nemathelminthes
Kelas :
Nematoda
Sub kelas :
Secernantea
Ordo : Strongylida
Famili : Ancylostomatidae
Genus : Necator
Spesies : Necator americanus
Morfologi Necator
americanus, memiliki bentuk tubuh slindris (menyerupai huruf S), dimana ukuran
cacing betina lebih besar dari pada yang jantan, panjang cacing betina ± 1 cm,
setiap cacing betina dapat bertelur 9000 ekor per hari. Sementara cacing jantan
panjangnya ± 0,8 cm.
ETIOLOGI
Larva cacing tambang ditemukan
ditanah yg panas, lembab dan meginfeksi hospes dengan menembus kulit. Infeksi
juga dapat dengan meminum air yang terkontaminasi atau melalui tanah liat.
Larva bermigrasi dari dermis atau dinding usus ke sirkulasi vena dan dibawa ke
paru, lalu ke dalam alveolar dan berhabitat di usus kecil.
Dalam
sehari N. americanus dapat bertelur
9.000 butir. Telur yang keluar bersama tinja ditanah akan menetas setelah 1-1,5
hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam waktu kira-kira 3 hari larva
rabditiform akan tumbuh menjadi larva fiariform, dan dapat hidup selama 7-8
minggu didalam tanah. Larva filariform inilah bentuk infektif cacing tambang
ini yang dapat menembus kulit hospes. Larva filariform masuk kedalam tubuh hospes
melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah limfa, maka larva akan sampai
ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru – paru, kemudian alveoli ke
broncus, ke trakea dan apabila hospes tersedak maka larva akan masuk ke
oesophagus lalu ke usus halus dan menjadi dewasa (siklus ini berlangsung kurang
lebih dalam waktu dua minggu).
PATOGENESA
Gejala klinis ditimbulkan baik oleh
cacing dewasa maupun larvanya. Cacing dewasa mengisap darah penderita. Seekor
cacing dewasa N. americanus menimbulkan kehilangan darah sekitar 0.1 cc
per hari.
Larva cacing menimbulkan dermatitis
dengan gatal-gatal pada waktu menembus kulit penderita. Selain itu larva pada
waktu beredar di dalam darah akan menimbulkan bronkitis dan reaksi alergi
ringan.
DIAGNOSA
Diagnosa pasti infeksi cacing
tambang ini ditetapkan melalui
pemeriksaan mikroskopis tinja untuk menemukan telur cacing. Gambaran
klinis yg tampak:
Anemia
hipokromik mikrositer.
Sembelit,
diare.
Gangguan
pada epigastrium.
Gatal
kulit tempat masuknya larva cacing.
Diagnosa
banding, adalah penyakit-penyakit :
Penyebab
lain anemia.
Tuberkulosis.
Pemeriksaan
darah menunjukkan gambaran :
Hb menurun.
MCHC
rendah.
Pada
hapusan darah, terdapat gambaran :
Hipokromik
mikrositer.
Terdapat
leukopeni dgn limfositosis relatif.
Eosinofilia.
Anisositosis,
atau poikilositosis.
PENCEGAHAN
Untuk
mencegah terjadinya infeksi baru maupun reinfeksi, dilakukan :
- Pengobatan massal atau perindividu dengan obat cacing.
- Memperhatikan lingkungan sekitar tempat tinggal hospes.
PENGOBATAN
Infeksi ini terjadi didaerah yang hangat dan lembab, dengan
tingkat kebersihan yang buruk. Gejala yang ditimbulkan, stadium larva
menyebabkan kelainan pada kulit (ground itch). Stadium dewasa tergantung dari
spesies dan jumlah cacing serta keadaan gizi penderita.
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan tambahan zat
besi per-oral atau suntikan zat besi, jika kasus berat dapat diberikan tranfusi
darah, dan jika kondisi penderita stabil dapat diberikan pirantel pamoat dan
mabendazol yang digunakan beberapa hari berturut-turut. Pencegahan yang paling
utama yaitu dengan sanitasi lingkungan dengan menjaga pola hidup bersih.
PENGENDALIAN
Pelenyapan atau pengendalian infeksi
cacing tambang N.americanus tergantung pada sanitasi dan kemoterapi
massal. Variasi musiman pada penularan dan spesies cacing tambang juga harus
dipertimbangkan.
KERUGIAN YANG DIAKIBATKAN
Kerugian Akibat Cacing tambang ini
menyebabkan penyakit nekatoriasis, yang membuat penderita mengalami anemia
berat, keletihan, menurunnya berat badan, rentan pada infeksi, dan diare
berdarah. Gejala yang ditimbulkan cacing dewasa atau larvanya. Bila larva
infektif menembus kulit dapat terjadi gatal-gatal. Bila jumlah larva infektif
yang masuk banyak , maka dalam beberapa jam saja akan terjadi reaksi alergi
terhadap cacing yang menimbulkan warna kemerahan, berupa panel yang dapat
menjadi vesikel. Reaksi ini disebut “ground itch.”
KESIMPULAN
Cacing tambang yang menginfeksi manusia adalah Necator americanus. Cacing ini
berhabitat di usus halus. Necator
Americanus menyebabkan Necatoriasis.
Dalam sehari N.
americanus dapat bertelur 9.000 butir. Telur yang keluar bersama tinja
ditanah akan menetas setelah 1-1,5 hari, keluarlah larva rabditiform. Dalam
waktu kira-kira 3 hari larva rabditiform akan tumbuh menjadi larva fiariform,
dan dapat hidup selama 7-8 minggu didalam tanah. Larva filariform inilah bentuk
infektif cacing tambang ini yang dapat menembus kulit hospes. Larva filariform
masuk kedalam tubuh hospes melalui pembuluh darah balik atau pembuluh darah
limfa, maka larva akan sampai ke jantung kanan. Dari jantung kanan menuju ke paru
– paru, kemudian alveoli ke broncus, ke trakea dan apabila hospes tersedak maka
larva akan masuk ke oesophagus lalu ke usus halus dan menjadi dewasa (siklus
ini berlangsung kurang lebih dalam waktu dua minggu).
Infeksi ini terjadi didaerah yang hangat dan lembab, dengan
tingkat kebersihan yang buruk. Gejala yang ditimbulkan, stadium larva
menyebabkan kelainan pada kulit (ground itch). Stadium dewasa tergantung dari
spesies dan jumlah cacing serta keadaan gizi penderita.
Pengobatan dapat dilakukan dengan memberikan tambahan zat
besi per-oral atau suntikan zat besi, jika kasus berat dapat diberikan tranfusi
darah, dan jika kondisi penderita stabil dapat diberikan pirantel pamoat dan
mabendazol yang digunakan beberapa hari berturut-turut. Pencegahan yang paling
utama yaitu dengan sanitasi lingkungan dengan menjaga pola hidup bersih.
DAFTAR PUSTAKA
Behrman,
Kliegman, and Arvin. 1996. Nelson
Text Book of Pediatrics. Philadelphia
: W.B. Saunders Company.
Brotowidjoyo, M.D. 1987. Parasit dan Parasitisme.
Jakarta : Media Sarana Press
http://id.wikipedia.org/wiki/Cacing_tambang
(Diakses pada tanggal 09 Oktober 2013)
Soedarto.2008. Parasitologi Klinik.
Surabaya: Airlangga University
Press.
Wahab,
Samik. 2000. Ilmu Kesehatan Anak
Nelson, Vol. II. Jakarta : Penerbit Buku
Kedokteran EGC.
Comments
Post a Comment