Dirofilaria immitis vet :)

Dirofilaria Immitis ( Cacing Jantung )



A.   Pendahuluan
Spesies cacing dari genus Dirofilaria yang merupakan ancaman bagi anjing maupun kucing secara umum, tetapi ada beberapa hewan lagi yang merupakan host dari dirofilaria immitis walau agak jarang dijumpai diantaranya adalah: Serigala,anjing hutan, rubah, penyelidik, singa laut, Afrika macan tutul (Panthera pardus pardus), dan berang-berang. Cacing ini merupakan parasit pada sistem sirkulasi dimana cacing dewasa hidup dan berpredileksi di usus sedangkan larva menyebar di kapiler-kapiler darah. Inang antara dari parasit ini adalah dari filum arthropoda, yaitu nyamuk, nyamuk yang umum adalah culex, namun menurut penelitian terakhir yang dilakukan di Banda Aceh hampir seluruh spesies nyamuk merupakan vektor biologis penularan dirofilaria immitis.

B.   Taksonomi
Kingdom         : Animalia
filum                : nematoda
kelas                : secernentea,
subkelas           : spiruria
famili               : filariidae
Genus             :  Dirofilaria, nama binomial : Dirofilaria immitis, (Leidy 1856).

C.     Morfologi
            Dirofilaria merupakan cacing ramping dari golongan nematoda yang panjang, yang cenderung berwarna putih dan memiliki ukuran 12-13 cm. Cacing ini memiliki kutikula tebal dengan bagian mulut yang sederhana. Cacing jantan berukuran 12-18 cm, sedangkan cacing betina 25-30 cm. Cacing betina bersifat vivivar, yang vulvanya dekat ujung anterior cacing. Larva yang mirip cacing dikenal sebagai mikrofilaria yang terdapat di pembuluh darah, dan berukuran 290-340 µ.

D.   Siklus Hidup
Siklus atau daur hidup cacing Dirofilaria immitis dapat dijelaskan bahwa cacing betina dewasa menghasilkan larva stadium pertama yang disebut mikrofilaria. Larva tersebut masuk melalui sirkulasi darah perifer. Setelah larva stadium pertama (150 µ) dihisap oleh nyamuk akan bermigrasi dan menyelesaikan stadium embrionalnya sebagai larva stadium kedua (230 µ) di dalam tubuli malphigi dari nyamuk, dan berkembang sebagai larva stadium ketiga (800 µ). Waktu yang dibutuhkan untuk tumbuh menjadi larva stadium ketiga adalah antara 14 sampai 21 hari. Larva terakhir berpindah ke labia dan siap untuk menginfeksi anjing.
Apabila nyamuk menggigit anjing, berarti memasukkan larva infektif ke tubuh anjing. Larva stadium ketiga secara aktif bermigrasi ke jaringan bawah kulit atau subserosa, atau di otot dan lemak, serta melanjutkan perkembangannya menjadi larva stadiun keempat (18 mm) dan menjadi larva stadium kelima (80 mm) pada hari ketujuh puluh sampai dengan kedelapan puluh pascainfeksi. Sekitar tiga bulan cacing dewasa muda bermigrasi ke ventrikel dan pembuluh darah sekitarnya. Mikrofilaria ditemukan dalam uterus dari cacing betina pada sekitar enam bulanm pascainfeksi dan dapat diisolasi dari pembuluh darah perifer selama 6 – 7 bulan sesudah anjing digigit  nyamuk dengan larva stadium ketiganya. Periode prepaten cacing jantung ini adalah 6 – 7 bulan.
Cacing ini akan menjadi patogen saat dewasa. Banyak anjing yang terinfeksi dan sedikit menunjukkan efek sakit dan cacing ini akan tampak saat infeksi muncul. Gejala yang muncul yaitu gangguan sirkulasi, terutama  terjadi obstruksi dari normal menjadi kongesti kronis. Cacing yang berada di ventrikel kanan akan menyebabakn carditis pada katup jantung dan proliferasi pulmonum. Hal ini akan dikaitkan dengan pengeluaran eksreta cacing. Meskipun ada cacing yang mati di dalam jantung, maka akan tetap terjadi emboli jantung. Sembilan bulan kemudian akan ada efek berupa hipertensi paru-paru, sehingga akan menimbulkan efek hipertropi ventrikel kanan hingga dapat menyebabkan kongesti. Pada keadaan ini anjing akan mengalami kelesuan.
Sekumpulan cacing yang tertinggal di vena cava posterior mengakibatkan obstruksi akut, kadang-kadang fatal, yaitu sindrom ini ditandai dengan terjadinya hemolisis, hemoglobunuria, bilirubinemia, ikterus, dispnoea, anoreksia dan kolaps. Kemudian kemungkinan terjadi 2-3 hari sejak terjadinya vena cava syndrome. Pada kucing terjadinya hipertensi pulmonum, kegagalan ventrikel kanan dan cava syndrome sangat jarang terjadi dan lebih umum menunjukkan parasit arteri pulmonalis distalis dapat menyebabkan pneumoni pulmonum.  Infeksi ektopik lebih sering ditemukan di kucing pada bagian mata, sistem saraf pusat, dan jaringan subkutan (Taylor 2007).

E.  Diagnosa
Penentuan diagnosis didasarkan pada riwayat, gejala klinis, pemeriksaan, radiologi toraks, dan temuan mikrofilaria dalam pemeriksaan laboratorik. Untuk menemukan mikrofilaria dapat dilakukan berbagai cara, antara lain dengan preparat apus darah segar, metode knott test sentrifugasi darah segar, dan filtrasi menggunakan dengan milipore.






Daftar Pustaka
Boreham, Peter F.L, et.al. 1988. Dirofilariasis. United States: CRC Press, Inc.
Latimer, Kenneth S. dan Charles Lobeck. 2008. Dirofilariasis in the Dog: An Overview. Georgia: Department of pathology College of veterinary Medicine, University of Georgia
Subronto. 2006. Penyakit Infeksi Parasit dan Mikroba pada Anjing dan Kucing. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
Taylor, Mike A, et.al. 2007. Veterinary Parasithology. Oxford: Blackwell Publishing
http://www.vet.uga.edu/vpp/CLERK/Lobeck/index.php
http://www.inseparabile.com/filaria.htm


Comments

Popular posts from this blog

PROSES PEMBUATAN KECAP contoh BIOTEKNOLOGI KONVENSIONAL

Dampak Positif dan Negatif Kloning

Pengalaman Kerja Pertama